PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI MASKER UNTUK SOLUSI
KULIT BERJERAWAT
Oleh
Muhammad Zia Kemal Pasha
ABSTRAKSI
Pisang adalah salah satu buah yang cukup popular di
Indonesia. Masyarakat tentunya sangat familiar dengan kenis buah yang satu ini.
Selain harganya yang terjangkau, hampir seluruh bagian dari tanaman buah pisang
dapat dimanfaatkan oleh manusia, salah satu contohnya adalah kulit pisang.
Kulit pisang adalah salah satu jenis limbah yang jumlahnya melimpah di
Indonesia karena konsumsi buahnya yang terhitung tinggi. Umumnya masyarakat
menganggap kulit pisang adalah bahan buangan yang tidak bisa dimanfaatkan
kembali. Padahal sebenarnya kulit pisang bisa dimanfaatkan untuk banyak hal
setelah diteliti lebih lanjut. Pemanfaatan kulit pisang di masyarakat sendiri
masih cenderung minim. Oleh karena itu kami meneliti, mengamati serta
mengumpulkan beberapa informasi tentang pemanfaatan kulit pisang sebagai masker
untuk mengatasi masalah wajah berjerawat mengingat kandungan gizi dalam kulit pisang, terutama vitamin, mineral dan
serat yang kandungannya terhitung tinggi ditambah lagi banyak orang yang
mengalami masalah kulit berjerawat di berbagai tingkatan usia. Kulit pisang
terbukti memiliki kandungan antioksidan yang mampu mengurangi jerawat dan
masalah minyak berlebih yang sering dialami oleh banyak individu yang tidak
memiliki waktu untuk merawat kulit wajah maupun karena pengaruh gen yang
menyebabkan jerawat berkepanjangan. Selain itu sifat anti jamur dan juga
antibiotiknya bisa mempercepat proses penyembuhan dengan mengurangi peradangan
yang terjadi pada jerawat . Hasil penggunaan masker ini tentunya berbeda pada
masing-masing individu, tergantung pada kondisi kulit. Penggunaan masker kulit
pisang juga tidak memiliki efek samping karena terbuat dari bahan alami. Masker
ini juga memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan masker-masker yang marak
beredar di pasaran. Diharapkan ke depannya masker kulit pisang ini mampiu
mengurangi ketergantungan individu terkait pada obat-obatan kimia untuk
mengatasi masalah jerawat yang tentunya memiliki dampak yang tidak baik di masa
mendatang.
KATA KUNCI : Kulit
Pisang, Jerawat, Masker
KATA PENGANTAR
Puji
Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
karunianya kami bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul
“Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Sebagai Masker Untuk Solusi Kulit Berjerawat”.
Karya tulis ini kami susun sebagai salah satu bentuk partisipasi dalam
Olimpiade Sains Biologi (OSAGI) VI Tingkat SMP dan SMA Sederajat Se-Kalimantan
Timur dan Kalimantan Utara. Kami memilih topik seputar pemanfaatan limbah kulit
pisang terutama sebagai masker jerawat dengan harapan mampu membuka wawasan
pembaca, masyarakat dan juga pemerintah bahwasanya limbah kulit pisang adalah
salah satu aset berharga bangsa yang manfaatnya tak bisa dipandang sebelah
mata. Kami juga berharap pemanfaatan limbah lain yang sejenis dengan kulit
pisang lebih dikembangkan lagi dengan inovasi baru yang lebih segar untuk
mewujudkan lingkungan serta masyarakat yang cerdas dan kritis.
Dalam
penulisan karya tulis ilmiah ini tidak sedikit hambatan yang kami temui. Tetapi
berkat dorongan yang begitu luar biasa dari orang-orang terdekat serta ridho
dari Tuhan Yang Maha Esa kami mampu menyelesaikannya kendati ada banyak aral
melintang. Untuk itu dalam kesempatan
ini, kami ingin berterima kasih kepada :
1. Ibu
Darmadianingsih, S.pd yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan
mengarahkan kami dalam proses pembuatan karya tulis ilmiah ini.
2. Orang
tua kami serta teman-teman yang tiada
henti memberikan cinta serta dukungan moral yang luar biasa
Kami menyadari dalam penulisan karya tulis ilmiah ini
masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi penyusunan, bahasa, penulisan
serta hasil penelitian yang mungkin saja belum mampu mencapai kata tepat dan
akurat. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami
butuhkan, guna menjadi bekal acuan untuk membuat karya tulis ilmiah yang
selanjutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kulit pisang adalah salah satu
limbah yang jumlahnya sangat banyak dihasilkan tiap tahunnya. Apalagi Indonesia
adalah Negara Tropis yang menghasilkan pisang dengan presentase yang cukup
besar setelah setelah padi dan singkong. Namun sayangnya, masyarakat cenderung
memanfaatkan bagian daging buahnya saja. Padahal banyak bagian dari buah pisang
yang bisa dimanfaatkan, misalnya saja kulitnya. Menurut data produksi pisang di
Indonesia pada tahun 2011 mencapai 6.189.052 ton, sedangkan jumlah limbah kulit
pisang yang dihasilkan mencapai 2.063.017 ton/tahun. Hal ini mengindikasikan
jika kulit pisang tidak dimanfaaatkan secara maksimal oleh masyarakat
Indonesia. Kulit pisang seringkali hanya dimanfaatkan sebagai pakan hewan
ternak tanpa diolah lebih lanjut oleh masyarakat. Namun nyatanya kulit pisang
memiliki beragam manfaat yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Akhir-akhir
ini kulit pisang mulai banyak dilirik untuk diteliti setelah terbukti memiliki
kandungan gizi yang cukup lengkap. Setelah ditelisik lebih jauh ternyata bukan
tidak mungkin jika kulit pisang ini dimanfaatkan untuk mengatasi masalah kulit
yang sering dialami oleh masyarakat Indonesia yakni jerawat, mengingat
kandungan gizi yang dimilikinya.
Indonesia
adalah salah satu Negara yang memiliki iklim tropis sehingga masyarakatnya
harus siap menerima konsekuensi rentan terhadap masalah jerawat. Hal ini
terjadi karena pada iklim tropis tubuh lebih mudah berkeringat sehingga
kelenjar keringat akan bekerja sangat aktif dan menghasilkan minyak berlebih
sehingga memicu timbulnya jerawat yang berkepanjangan. Beberapa individu bahkan
sering mengeluh jika masalah jerawat sangatlah sukar untuk diselesaikan.
Di
era modern ini kebanyakan orang, khususnya kaum wanita harus bergantung pada
obat-obatan kimia dari dokter untuk mengatasi masalah jerawat ini. Hal ini
tentunya memakan banyak biaya dan juga waktu, terlebih jika individu terkait
adalah pekerja yang kesibukannya cukup padat. Selain tidak efektif dan juga
efisien, obat-obatan dari dokter ini tentunya mengandung bahan-bahan kimia yang
akan membawa dampak di masa mendatang. Tidak jarang pula kaum wanita
mencoba-coba berbagai jenis masker dan juga kosmetik yang beredar luas di pasaran
dengan iming-iming bisa menyembuhkan jerawat dalam beberapa kali pemakaian yang
keamanannya masih patut untuk dipertanyakan. Harganya pun beraneka ragam, ada
yang sangat mahal tetapi tidak jarang ditemui beberapa produk masker dan
kosmetik yang harganya terhitung murah, namun mencurigakan. Jadi untuk
mengatasi masalah tersebut, masyarakat
sudah bisa beralih pada alternative lain, yakni dengan menggunakan masker kulit
pisang yang proses pembuatannya terhitung mudah dan cepat. Biaya pembuatannya
pun relative murah jika dibandingkan dengan obat-obatan dokter. Selain itu
penggunaan masker ini juga efektif untuk mengusir jerawat yang bersarang di
wajah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
cara pembuatan masker kulit pisang untuk mengatasi masalah jerawat?
2. Apa
keuntungan pemakaian masker kulit pisang dibanding dengan obat-obatan dari
dokter maupun masker yang ramai diperjualbelikan di pasaran?
3. Apa
saja kandungan dalam kulit pisang yang aktif membantu menyembuhkan jerawat?
4. Bagaimana
kriteria kulit pisang yang bisa digunakan untuk masker?
1.3 Tujuan
Penelitian
Penulisan karya ilmiah ini memiliki beberapa tujuan yang ditujukkan
kepada pembaca dan juga masyarakat terkait. Beberapa tujuan tersebut di
antaranya adalah :
1. Mengetahui
cara pembuatan masker kulit pisang untuk mengatasi masalah jerawat
2. Mengetahui
keuntungan yang didapat setelah menggunakan masker kulit pisang
3. Mengetahui
kandungan dalam kulit pisang yang aktif membantu penyembuhan jerawat
4. Mengajak
masyarakat beralih dari obat-obatan kimia ke bahan alami seperti limbah kulit
pisang yang lebih murah, efisien dan efektif.
1.4 Manfaat
Penelitian
1. Memberikan
informasi kepada masyarakat tentang cara mengolah limbah kulit pisang menjadi
masker untuk mengatasi masalah jerawat
2. Memberikan
informasi kepada masyarakat mengenai keuntungan-keuntungan yang akan didapat
jika memakai masker kulit pisang ini terlebih jika dipakai secara rutin
3. Memberikan
informasi kepada masyarakat tentang zat-zat yang terkandung dalam kulit pisang
yang bisa membantu mempercepat penyembuhan jerawat
1.5 Batasan
Masalah
Dalam penelitian ini,
masalah yang dibahas hanya mengenai pemanfaatan kulit pisang yang sering kali
dianggap sebagai limbah setelah buahnya dimakan. . Limbah kulit pisang sendiri,
sebenarnya memiliki beragam manfaat yang tidak bisa dipandang sebelah mata baik
dalam bidang kesehatan maupun teknologi. Namun pada karya tulis ini, pokok
permasalahan yang kami bahas hanyalah seputar pemanfaatan limbah kulit pisang
untuk mengatasi masalah kulit yang seringkali menjadi momok bagi masyarakat
yang tinggal di negara tropis, yakni jerawat. Untuk membuktikan jika hipotesis
yang kami nyatakan adalah benar adanya, maka
kami melakukan penelitian secara berkelanjutan dan membatasi pokok
penelitian ini hanya sampai proses pembuatan masker dari kulit pisang yang
tidak memiliki efek di masa mendatang serta mengumpulkan pendapat beberapa pihak
mengenai masalah jerawat selama masa pubertas.
1.6 Definisi
Istilah
1.Facial Foam = Sabun Pencuci
Muka
2. Hipotesis = Dugaan Sementara
1.7 Hipotesis
Beberapa hipotesis
yang dirumuskan mengenai pemanfaatan limbah kulit pisang ini, di antaranya
adalah :
1. H1
(Hipotesis Kerja) Kulit pisang akan sangat efektif jika dibuat menjadi masker
untuk mengatasi masalah jerawat dan mengurangi minyak pada wajah, mengingat kandungan yang dimilikinya, sehingga
hipotesis ini akan berkorelasi positif jika benar dan negative jika salah.
2. H1
(Hipotesis Kerja) Masker kulit pisang lebih menguntungkan dibanding masker
lainnya yang beredar di pasaran, namun hal ini tentunya tergantung dari kondisi
kulit masing-masing individu . Hipotesis ini akan berkorelasi positif jika
benar dan negative jika salah.
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kandungan
Dalam Kulit Pisang
Kandungan zat gizi dalam 100
gram kulit pisang adalah sebagai berikut :
|
Zat Gizi
|
Kadar
(gr)
|
|
Karbohidrat
|
18,50
|
|
Lemak
|
2,11
|
|
Protein
|
0,32
|
|
Kalsium
|
0,075
|
|
Zat Besi
|
0,0016
|
|
Vitamin B
|
0,0012
|
|
Vitamin C
|
0,0175
|
|
Fosfor
|
0,0117
|
|
Air
|
68,90
|
Beberapa
zat lain yang terkandung dalam kulit pisang adalah zat serotonin, antioksidan
yakni lutein, sejumlah minyak nabati, serat tak larut yakni lignin dan juga
tannin serta zat anti jamur.
2.2 Pemanfaatan
Kulit Pisang
Pada
dasarnya kulit pisang memiliki beragam manfaat, diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Kulit
pisang kaya akan zat serotonin yang berfungsi untuk menaikkan mood
2. Untuk
mengurangi rasa nyeri karena kulit pisang mengandung sejumlah minyak nabati.
3. Sebagai
sumber tenaga alternative karena setelah
diteliti lebih lanjut kulit pisang mengandung tenaga listrik sehingga bisa
menjadi sumber energy di baterai.
4. Mengatasi
masalah jerawat karena kulit pisang mengandung zat anti jamur yang dapat
mencegah bakteri berkembang biak sertasifat asam dan juga sepah yang berfungsi
untuk mengurangi minyak berlebih di wajah.
5. Mempercepat
pemudaran bekas luka, karena pada dasarnya kulit pisang mengandung sejumlah
vitamin C.
2.3 Mengenal Jerawat dan
Jenis-Jenisnya
Kebanyakan dari kita mengetahui
bentuk fisik dari jerawat, namun banyak pula yang tidak mengetahui apa itu
jerawat secara ilmiah. Istilah jerawat secara medis sendiri adalah Acne Vulgaris. Masalah kulit yang satu
ini timbul karena adanya kelenjar minyak di folikel bulu halis/rambut. Masalah jerawat dialami
hampir semua individu , terutama para remaja yang tengah mengalami masa
pubertas. Bahkan Kligmann,
seorang peneliti
masalah jerawat ternama di dunia berpendapat,"Tak ada satu orang pun di
dunia yang melewati masa hidupnya tanpa sebuah jerawat di kulitnya. Penyebab
jerawat sendiri sangatlah beragam, mulai dari hormon, gen sampai kebersihan
kulit yang kurang dijaga. Namun para ahli percaya jika penyebab utama jerawat
adalah meningkatnya kadar hormone androgen dalam darah. Hormon ini adalah salah
satu hormone yang akan meningkat drastic pada individu ketika dirinya beranjak
remaja. Meningkatnya kadar hormone androgen ini akan merangsang produksi minyak
di bawah kulit sehingga kelenjar membesar dan memproduksi minyak lebih banyak.
Minyak (sebum) yang berlebihan akan
memecah dinding sel dalam pori-pori wajah dan menyebabkan bakteri mudah tumbuh
dan berkembang.
Beberapa studi terkait juga
menunjukkan jika faktor genetik memiliki andil yang cukup besar yang
menyebabkan orang rentan terhadap masalah jerawat. Penelitian lain juga
menyebutkan jika beberapa jenis obat yang mengandung androgen dan lithium juga
dapat merangsang penyumbatan pori-pori. Secara umum penyebab timbulnya jerawat
antara lain adalah sebagai berikut:
1.Hormonal, perubahan hormonal pada
manusia dapat menimbulkan jerawat seperti masa pubertas, kehamilan dan siklus menstruasi.
2.Genetik, kecenderungan memiliki jerawat dapat
menurun dari anggota keluarga yang lain.
3.Psikologi, para ahli meyakini jika keadaan psikologi
seseorang (Depresi/stress) bisa memicu jerawat.
4.Infeksi, bakteri propionibacteria
acnes (P.acne) banyak ditemukan di kulit berjerawat. Bakteri ini jika masuk
di pori-pori kulit akan menimbulkan jerawat
Masalah jerawat sendiri kini sudah
menjadi materi diskusi internasional, karena jerawat nyatanya tak hanya
menyerang masyarakat yang tinggal di iklim tropis. Di Negara Asia Tenggara ada
sampai 40 % kasus jerawat terjadi. Di Filipina ada 50 % kasus dan di Indonesia
tak kurang dari 23,6 % pada tahun 2002 dan 2003. Jerawat umumnya paling mudah
muncul ketika individu menginjak usia 15-19 tahun.
Jenis-jenis jerawat sendiri ada
beraneka macam, beberapa diantaranya adalah:
1.Komedo. Komedo yang terbuka (blackhead), terlihat seperti
pori-pori yang membesar dan menghitam. Komedo yang tertutup (whitehead)
memiliki kulit yang tumbuh di atas pori-pori yang tersumbat sehingga terlihat
seperti tonjolan putih kecil. Jerawat jenis komedo ini disebabkan oleh sel-sel
kulit mati dan sekresi kelenjar minyak yang
berlebihan pada kulit.
2.Jerawat biasa, terjadi karena pori-pori yang tersumbat terinfeksi oleh bakteri jenis propionibacterium acne. Bakteri ini biasanya hidup
di saluran kelenjar sebaceous yang tersumbat, yaitu di daerah tempat beradanya
asam lemak pada kantung kelenjar sebaceous yang tersembunyi di dalam pori-pori
kulit. Diberi nama propionibacterium karena mampu memproduksi asam propionik
(propionic acid). Bakteri ini merupakan jenis anaerobik sehingga dapat hidup
tanpa butuh oksigen, dan mempunyai ciri-ciri aerotolerant yang menimbulkan
iritasi pada daerah sekitarnya. Bakteri yang menginfeksi bisa dari waslap, kuas make
up, jari
tangan, juga telepon. Stres, hormon dan udara yang lembap, dapat memperbesar
kemungkinan terbentuknya jerawat.
3.Jerawat batu (Cystic acne). Cystic acne adalah jerawat yang besar-besar, dengan peradangan
hebat, berkumpul diseluruh muka. Penderita cystic acne biasanya juga memiliki
keluarga dekat yang menderita jerawat jenis ini.
2.6 Mengenal Masker Wajah
Masker wajah merupakan bagian dari perawatan wajah berkala yang dibuat
dari berbagai macam bahan-bahan dengan kelebihannya masing-masing. Ragam masker wajah tergantung pada jenis dan masalah kulit. Contohnya seperti
masker wajah untuk kulit kering yang bertujuan membantu menghidrasi dan
mengembalikan kelembaban kulit, atau masker bervitamin untuk membantu mencerahkan kulit kusam. Masker tidak harus
digunakan setiap hari, cukup 1-2 kali saja setiap minggu apalagi yang memiliki
kandungan alami atau herbal.
Sebenarnya,
semua masker wajah manfaat yang sama, yaitu untuk mengencangkan, mencerahkan
dan menghaluskan kulit, dapat meningkatkan metabolisme sel kulit, dan
memberikan rasa segar dan memberikan nutrisi pada kulit.Beberapa jenis masker yang beredar
di pasaran antara lain sebagai berikut :
1. Masker Bubuk. Biasanya masker bubuk terbuat dari bahan-bahan yang dihaluskan dan diambil kadar airnya. Untuk membuatnya, campurkan 1 sdm masker bubuk dengan air mawar secukupnya, kemudian aduk sampai rata dan oleskan pada wajah dan leher.
1. Masker Bubuk. Biasanya masker bubuk terbuat dari bahan-bahan yang dihaluskan dan diambil kadar airnya. Untuk membuatnya, campurkan 1 sdm masker bubuk dengan air mawar secukupnya, kemudian aduk sampai rata dan oleskan pada wajah dan leher.
2. Masker Krim. Biasanya dikemas dalam bentuk tube. Kelebihan masker ini adalah bisa dipadukan dengan beberapa jenis bahan masker. Jadi masker krim cocok untuk kulit kombinasi. Pada daerah kulit kering, gunakan masker krim untuk kulit kering, sedangkan pada daerah berminyak gunakan masker untuk kulit berminyak. Cara pemakaiannya, kenakan masker pada wajah dan leher, tunggu hingga kering ±15 menit, lalu bersihkan dengan menggunakan handuk yang lembap dan hangat
3. Masker Gel. Fungsi masker gel sama dengan krim pengelupas. Di pasaran sudah tersedia masker gel yang mengandung asam alfa hidroksi (AHA) yang dibuat dari sari tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Karena sifat kandungannya yang asam, masker gel cocok digunakan untuk kulit yang berjerawat.
4. Masker Kertas/Kain. Masker kertas biasanya berbentuk lembaran menyerupai wajah dengan beberapa lubang di bagian mata, hidung dan mulut. Sedangkan masker kain berupa gulungan kecil yang harus diuraikan. Biasanya masker kertas ataupun kain sebelum digunakan harus dicelup/dibasahi terlebih dahulu dengan cairan tertentu sesuai dengan kebutuhan kulit. Cairannya bisa berupa pelembap berbentuk cairan, minyak esensial, jus sayuran atau buah-buahan, air murni (H2O) yang dapat menyegarkan kulit lelah, air dingin yang dapat mengecilkan pori-pori, susu murni yang dapat mengangkat kotoran, menghaluskan kulit dan mencerahkan warna kulit, serta serum khusus untuk wajah.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini, kami menggunakan
jenis penelitian eksperimen sebagai metode kami dalam melakukan penelitian.
Alasan kami menggunakan jenis penelitian ini karena kami melakukan percobaan
pada kulit pisang, dan mencari racikan yang pas agar dapat dijadikan masker
untuk wajah yang mampu menghilangkan jerawat.
Selain itu kami juga melakukan pengamatan terhadap efek
yang ditimbulkan dari masker buatan kami dengan cara melakukan uji coba
terhadap salah satu rekan tim kami yang bernama, Aulya Bella Marinda. Kami juga
memeriksakan kandungan dari masker buatan kami melalui uji lab.
3.2 Lokasi dan Waktu
Penelitian
Kami melakukan penelitian pada lokasi dan waktu yang
berbeda, rinciannya sebagai berikut:
|
NO
|
HARI/TANGGAL
|
KEGIATAN
|
LOKASI
|
|
1.
|
Senin, 12
Oktober 2015
|
Mencari ide atau bahan
untuk perlombaan.
|
|
|
2.
|
Jum’at, 30
Oktober 2015
|
Membuat komposisi yang pas
untuk masker kulit pisang.
|
|
|
3.
|
Minggu, 1
September 2015
|
Uji coba penggunaan pada
salah satu rekan kami.
|
|
|
4.
|
Sabtu, 31
Oktober 2015
|
Memberikan angket kepada
para responden.
|
|
|
5.
|
Selasa, 3
September 2015
|
Penyusunan KTI.
|
|
3.3 Populasi dan Sampel
Penelitian
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan seluruh
siswa SMAN 3 Samarinda sebagai populasi objek penelitian. Kemudian dari
populasi objek penelitian yang telah kami tentukan, kami mengambil sebanyak 50
orang sebagai sampel objek penelitian.
Semua sampel terpilih secara acak. Sampel objek
penelitian ini kami ambil dari 25 siswa laki-laki dan 25 siswa perempuan yang
berada di SMAN 3 Samarinda. Hal ini dilakukan agar kami dapat melakukan
perspective gender sebagai bahan tulisan kami.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Untuk menunjang keakuratan penelitian yang kami lakukan,
kami menggunakan beberapa metode pengumpulan data, diantaranya yaitu :
1) Studi Literatur
Kegiatan yang kami lakukan dengan metode studi literatur
adalah dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya, mengenai kulit pisang,
jerawat, dan juga masker melalui media internet. Berikut adalah daftar situs
yang menjadi acuan studi literatur kami :
2) Penggunaan Peralatan
Mekanis
Agar mendapatkan informasi yang tepat mengenai pendapat
para sampel objek penelitian mengenai jerawat yang mereka alami, kami memilih
angket sebagai penunjang pengumpulan data yang kami teliti.
Dalam angket yang kami berikan kepada 50 responden,
terdapat 16 pernyataan yang harus mereka jawab. Pilihan yang disajikan berupa
“Tidak Pernah (TP)”, “Kadang-Kadang (KDG)”, “Sering (SRG)”, dan “Selalu (SLL)”.
3) Observasi
Observasi yang kami lakukan dititik beratkan pada
kandungan dan uji coba penggunaan masker kulit pisang buatan kami. Kandungan
masker kulit pisang didapatkan dari uji lab. Untuk uji coba penggunaan kami
memilih Aulya Bella Marinda, salah satu rekan tim kami. Uji coba tersebut kami
lakukan dengan catatan berkala yang dilakukan selama 5 hari (Sabtu-Rabu, 28
November-2 Desember 2015)
3.5 Tekhnik Analisis Data
Tekhnik analisis data yang kami gunakan ada dua cara
yaitu :
1) Analisis Non Statistik
Analisis non statistik yang kami gunakan berupa data
kualitatif yang mendeskripsikan kondisi wajah para responden kami dan hasil
selama melakukan uji coba penggunan masker.
2) Analisis Statistik
Analisis statistik pada Karya Tulis Ilmiah ini meggunkan
statistik desriptif sebagai acuan. Penyajian data yang kami sampaikan ada yang
dalam bentuk tabel, diagram lingkaran, dan perhitungan dengan presentase.
3.6 Desain Penelitian
Desain penelitian yang kami gunakan adalah desain
eksperimen. Dimana pada penelitian kami terdapat sejumlah percobaan baik
sebelum pembuatan masker maupun sesudahnya. Ditambah pula, kami menentukan atau
memprediksi apa yang mungkin terjadi. Dalam pengerjaannya kami menggunakan
prioritas waktu saat melakukan percobaan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Kami melakukan
angket kepada 50 responden yang terdiri dari 25 siswa laki-laki dan 25 siswa
perempuan SMAN 3 Samarinda. Didapatkan data-data siswa yang bervariasi.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil angket di
atas, terlihat jelas bahwa kesehatan wajah menjadi salah satu perhatian utama
remaja terutama perempuan. Masalah jerawat yang sering dihadapi para remaja
dimasa pubertasnya, diakui para responden kami, terkadang menjadi hal yang
mengkhawatirkan dan menghilangkan kepercayaan diri. Dilihat dari hasil angket
yang kami lakukan 40% remaja laki-laki terkadang merasa khawatir dengan
timbulnya jerawat dan sebanyak 60% beranggapan dibeberapa hal tertentu, jerawat
mampu menurunkan kepercayaan diri mereka. Data dari responden remaja perempuan
kami, juga memperkuat hal tersebut, terbukti 36% remaja perempuan kami
beranggapan hal yang sama pada kedua pernyataan ini.
Masalah yang ditimbulkan jerawat juga tidak hanya
menyerang pada masalah kepercayaan diri, namun masalah yang ditimbulkan setelah
jerawat mengalami proses penyembuhan. Responden remaja laki-laki maupun
perempuan kami sepakat, jerawat yang mereka alami tidak serta merta sembuh,
namun kadang menimbulkan bekas menghitam di wajah mereka, yang dalam kurun
waktu yang lama tak kunjung menghilang.
Jika melihat hasil angket yang kami lakukan keresahan
akan tidak hilangnya jerawat yang dialami lebih banyak terjadi pada remaja
perempuan dibandingkan remaja laki-laki. Sebanyak 36% remaja perempuan setuju
bahwa mereka selalu merasa resah dengan tidak hilangnya jerawat pada wajah
mereka. Berbeda dengan responden dari remaja perempuan, kebanyakan remaja
laki-laki kadang-kadang saja merasa resah ketika jeerawat tak kunjung
menghilang.
Usia responden remaja kami saat mulai mengalami jerawat
juga berbeda. Responden remaja laki-laki kami umumnya tidak pernah mengalami
jerawat ketika masih bersekolah di bangku SMP. Namun, 44% responden wanita
kami, sudah mulai mengalami jerawat ketika menginjak bangku SMP. Artinya,
jerawat menyerang remaja laki-laki dan perempuan dalam usia yang berbeda.
Remaja perempuan sudah mulai mengalami jerawat, ketika berusia 13 tahun, tetapi
remaja laki-laki lebih cenderung baru mengalaminya ketika memasuki usia 16
tahun.
Persoalan jerawat bukan hanya dipengaruhi oleh hormon
remaja yang sedang berkembang, namun sedikit banyak dipengaruhi oleh polusi dan
juga jenis makanan-makanan tertentu. Jumlah remaja perempuan yang mengakui
polusi dan jenis makanan tertentu menjadi faktor yang sering menimbulkan
jerawat sebanyak 32%, sedangkan 48% diantaranya, mengakui faktor tersebut
kadang-kadang terjadi pada diri mereka. Kemudian disusul dengan data yang
menunjukkan sebanyak 12% remaja perempuan mengaku tidak pernah menjadikan
faktor polusi dan makanan sebagai penyebab jerawat. Sisanya, responden
perempuan kami selalu mengalami jerawat ketika terkena polusi dan makan makanan
tertentu.
Mengenai faktor polusi dan jenis makanan tertentu sebagai
penyebab jerawat, untuk jumlah responden remaja laki-laki kami sebanyak 12%
mengatakan tidak pernah, 44% mengatakan kadang-kadang, 28% mengatakan sering
dan 4% mengatakan selalu. Dari data yang kami dapatkan, membuktikan bahwa
faktor polusi dan makanan menjadi salah satu faktor yang cukup dominan dalam
permasalahan jerawat.
Dalam mengatasi persoalan jerawat di wajah, solusi yang
paling sering digunakan oleh masyarakat umum adalah dengan penggunaan facial
foam (sabun wajah). Diakui 11 orang dari 25 responden remaja perempuan kami
mengatakan, selalu menggunakan facial
foam untuk mengatasi permasalahan jerawatnya, sedangkan responden remaja
laki-laki kami, hanya sebanyak 6 orang yang menjadikan penggunaan facial foam, sebagai solusi yang
diandalkan dalam mengatasi jerawat. Responden remaja laki-laki maupun perempuan
kami juga tidak tertarik menggunakan masker instan yang dijual di swalayan
untuk mengatasi jerawat.
Meskipun jerawat menjadi permasalahan yang sering dialami
remaja, semua responden kami lebih memilih untuk tidak mengeluarkan uang dalam
jumlah yang banyak untuk mengatasi persoalan jerawat ini. Dalam mengatasi
persoalan jerawat, kebanyakan responden kami mencari informasi dari internet,
saran teman, dan anjuran dokter. Tetapi fakta yang kami dapatkan di lapangan,
masih sedikit responden kami yang mau pergi ke dokter untuk menghilangkan
jerawatnya.
Penggunaan produk-produk instan di pasaran dapat membawa
dampak negatif bagi responden kami karena kulit wajah para responden kami
sensitif terhadap beberapa produk instan tersebut.
Sayangnya, 72% responden remaja laki-laki dan 48%
responden remaja perempuan kami tidak pernah mencoba membuat atau memakai suatu
masker dari bahan alami untuk menghilangkan jerawat mereka. Selain itu 80%
responden remaja laki-laki dan 52% responden remaja perempuan mengaku tidak
pernah membuat sendiri suatu produk seperti masker untuk mengatasi masalah
jerawat.
4.2.1Cara
Pembuatan Masker Kulit Pisang
Alat : Bahan
:
1. Blender 1. 3 Buah Pisang Kepok
2. Piring Kecil 2. 100 ml Ssusu Cair Full
Cream
3. Sendok
3. 1 sdm Madu Murni
4. Gelas Ukur
Cara Pembuatannya adalah sebagai berikut :
- Siapkan 3 buah pisang kapok,
100 ml susu cair full cream dan 1 sdm madu murni
- Kupas buah pisang dan
ambil bagian kulitnya saja.
- Potong kulit pisang
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan jangan buang bagian kulitnya
yang berwarna kehitaman (Gunakan kulit pisang yang tidak terlalu matang
ataupun mentah dan jangan gunakan kulit pisang yang berwarna hijau)
- Masukkan kulit pisang dan
susu cair full cream ke dalam blender, lalu tunggu sampai agak hancur.
Usahakan agar tekstur yang dihasilkan masih agak kasar (tidak terlalu
halus)
- Tuang kulit pisang dan
susu full cream yang sudah di blender ke piring kecil yang sudah
disediakan
- Tambahkan 1 sdm madu
murni dan aduk hingga merata
- Aplikasikan masker kulit
pisang yang sudah jadi ke wajah secara merata.
*Gunakan kulit pisang yang berwarna kehitaman
juga karena kandungan asam serta sepah dari kulit pisang tersebut sangat
efektif untuk membersihkan wajah dan mengurangi kandungan minyak berlebih di
wajah.
Dilihat dari bahan alat serta cara pembuatannya
dapat diketahui jika pembuatan masker pisang ini sangatlah mudah dan tidak
memerlukan biaya yang mahal. Bahan-bahan untuk membuatnya pun sangat mudah
ditemukan dan dapat dibeli dengan harga yang terjangkau. Jadi, kesimpulannya
masker kulit pisang ini memiliki kelebihan dibandingkan masker instan yang
ramai beredar di pasaran karena harganya yang lebih murah dan terjangkau bagi
anak sekolah dan yang paling penting adalah masker kulit pisang ini dijamin
aman dan tidak akan menimbulkan efek samping.
4.2.2 Uji Coba Pemakaian Masker Kulit Pisang
Dari pengamatan yang
dilakukan jelas sekali jika penyembuhan jerawat menggunakan masker kulit pisang
ini tak terjadi secara serta merta, diperlukan proses beberapa hari sampai
jerawat benar-benar hilang. Dan dari sini
dapat dibuktikan jika masker kulit pisang sangat efektif untuk menghilangkan
jerawat mengingat kandungan gizinya. Zat-zat dalam kulit pisang yang sangat
berperan dalam penyembuhan jerawat ini di
antaranya adalah antioksidan yang berupa lutein yang berfungsi untuk mengurangi
pembengkakan dan juga peradangan, zat anti jamur yang berfungsi untuk
menghambat masuknya bakteri penyebab jerawat, antiseptic yang berfungsi untuk
membunuh kuman dan juga bakteri penyebab
jerawat.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan data yang sudah kami himpun dan pengamatan
yang sudah kami lakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan, di antaranya :
1. Masalah jerawat adalah salah
satu masalah yang menjadi momok bagi setiap individu, khususnya para remaja yang mulai
memasuki usia pubertas. Namun pada dasarnya remaja perempuan lebih perduli
terhadap masalah kulit yang satu ini dibandingkan dengan remaja laki-laki.
2. Berdasarkan kuisioner yang telah kami berikan kepada beberapa orang,
dapat diketahui jika faktor penyebab jerawat yang paling dominan adalah polusi
dan juga jenis makanan dengan presentase 40% pada remaja perempuan dan 76% pada
remaja laki-laki.
3. Para remaja yang telah mengisi kuisioner yang kami bagikan umumnya
lebih memilih untuk mengatasi masalah jerawat yang dialami menggunakan facial foam dibandingkan dengan
menggunakan masker instan ataupun pergi ke dokter kulit
4. Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan kepada salah satu
remaja perempuan dapat diketahui jika masker kulit pisang terhitung sangat
efektif untuk menyembuhkan jerawat karena dalam tahap penyembuhannya hanya
memerlukan waktu 5 hari sampai jerawat benar-benar hilang dan ini membenarkan
hipotesis yang telah kami susun sebelumnya.
5. Masker kulit pisang ini terbukti lebih menguntungkan dibandingkan
masker yang beredar di pasaran karena proses pembuatannya yang mudah dan juga
biaya yang dikeluarkan relative kecil.
5.2 Saran
1. Pemanfaatan kulit pisang
sebagai masker untuk mengatasi jerawat perlu disosialisasikan lebih luas lagi
kepada masyarakat
2. Setia individu harus lebih selektif lagi dalam memilih makanan dan
juga menjaga kebersihan kuit wajah, karena masker kulit pisang ini tidak akan
efektif jika tidak didukung oleh hal-hal itu.
3. Jangan pernah malas untuk mencoba masker dari bahan alami seperti kulit
pisang ini, karena ternyata kandungan gizinya tak bisa disepelekan dan tentunya
tak kalah dari masker yang beredar di pasaran.
DAFTAR PUSTAKA
3.
http://ridwanaz.com/kesehatan/mengenal-apa-itu-jerawat-pengertian-penyebab-jenis-jenisnya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar