Rabu, 30 November 2016

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI MASKER UNTUK SOLUSI KULIT BERJERAWAT

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI MASKER UNTUK SOLUSI KULIT BERJERAWAT

Oleh
Muhammad Zia Kemal Pasha
  

ABSTRAKSI

Pisang adalah salah satu buah yang cukup popular di Indonesia. Masyarakat tentunya sangat familiar dengan kenis buah yang satu ini. Selain harganya yang terjangkau, hampir seluruh bagian dari tanaman buah pisang dapat dimanfaatkan oleh manusia, salah satu contohnya adalah kulit pisang. Kulit pisang adalah salah satu jenis limbah yang jumlahnya melimpah di Indonesia karena konsumsi buahnya yang terhitung tinggi. Umumnya masyarakat menganggap kulit pisang adalah bahan buangan yang tidak bisa dimanfaatkan kembali. Padahal sebenarnya kulit pisang bisa dimanfaatkan untuk banyak hal setelah diteliti lebih lanjut. Pemanfaatan kulit pisang di masyarakat sendiri masih cenderung minim. Oleh karena itu kami meneliti, mengamati serta mengumpulkan beberapa informasi tentang pemanfaatan kulit pisang sebagai masker untuk mengatasi masalah wajah berjerawat mengingat kandungan gizi dalam  kulit pisang, terutama vitamin, mineral dan serat yang kandungannya terhitung tinggi ditambah lagi banyak orang yang mengalami masalah kulit berjerawat di berbagai tingkatan usia. Kulit pisang terbukti memiliki kandungan antioksidan yang mampu mengurangi jerawat dan masalah minyak berlebih yang sering dialami oleh banyak individu yang tidak memiliki waktu untuk merawat kulit wajah maupun karena pengaruh gen yang menyebabkan jerawat berkepanjangan. Selain itu sifat anti jamur dan juga antibiotiknya bisa mempercepat proses penyembuhan dengan mengurangi peradangan yang terjadi pada jerawat . Hasil penggunaan masker ini tentunya berbeda pada masing-masing individu, tergantung pada kondisi kulit. Penggunaan masker kulit pisang juga tidak memiliki efek samping karena terbuat dari bahan alami. Masker ini juga memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan masker-masker yang marak beredar di pasaran. Diharapkan ke depannya masker kulit pisang ini mampiu mengurangi ketergantungan individu terkait pada obat-obatan kimia untuk mengatasi masalah jerawat yang tentunya memiliki dampak yang tidak baik di masa mendatang.

KATA KUNCI : Kulit Pisang, Jerawat, Masker


KATA PENGANTAR

           Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan karunianya kami bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Sebagai Masker Untuk Solusi Kulit Berjerawat”. Karya tulis ini kami susun sebagai salah satu bentuk partisipasi dalam Olimpiade Sains Biologi (OSAGI) VI Tingkat SMP dan SMA Sederajat Se-Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Kami memilih topik seputar pemanfaatan limbah kulit pisang terutama sebagai masker jerawat dengan harapan mampu membuka wawasan pembaca, masyarakat dan juga pemerintah bahwasanya limbah kulit pisang adalah salah satu aset berharga bangsa yang manfaatnya tak bisa dipandang sebelah mata. Kami juga berharap pemanfaatan limbah lain yang sejenis dengan kulit pisang lebih dikembangkan lagi dengan inovasi baru yang lebih segar untuk mewujudkan lingkungan serta masyarakat yang cerdas dan kritis.
           Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini tidak sedikit hambatan yang kami temui. Tetapi berkat dorongan yang begitu luar biasa dari orang-orang terdekat serta ridho dari Tuhan Yang Maha Esa kami mampu menyelesaikannya kendati ada banyak aral melintang.  Untuk itu dalam kesempatan ini, kami ingin berterima kasih kepada :
1.      Ibu Darmadianingsih, S.pd yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan kami dalam proses pembuatan karya tulis ilmiah ini.
2.      Orang tua kami  serta teman-teman yang tiada henti memberikan cinta serta dukungan moral yang luar biasa
Kami menyadari dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi penyusunan, bahasa, penulisan serta hasil penelitian yang mungkin saja belum mampu mencapai kata tepat dan akurat. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami butuhkan, guna menjadi bekal acuan untuk membuat karya tulis ilmiah yang selanjutnya.



           


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kulit pisang adalah salah satu limbah yang jumlahnya sangat banyak dihasilkan tiap tahunnya. Apalagi Indonesia adalah Negara Tropis yang menghasilkan pisang dengan presentase yang cukup besar setelah setelah padi dan singkong. Namun sayangnya, masyarakat cenderung memanfaatkan bagian daging buahnya saja. Padahal banyak bagian dari buah pisang yang bisa dimanfaatkan, misalnya saja kulitnya. Menurut data produksi pisang di Indonesia pada tahun 2011 mencapai 6.189.052 ton, sedangkan jumlah limbah kulit pisang yang dihasilkan mencapai 2.063.017 ton/tahun. Hal ini mengindikasikan jika kulit pisang tidak dimanfaaatkan secara maksimal oleh masyarakat Indonesia. Kulit pisang seringkali hanya dimanfaatkan sebagai pakan hewan ternak tanpa diolah lebih lanjut oleh masyarakat. Namun nyatanya kulit pisang memiliki beragam manfaat yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Akhir-akhir ini kulit pisang mulai banyak dilirik untuk diteliti setelah terbukti memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap. Setelah ditelisik lebih jauh ternyata bukan tidak mungkin jika kulit pisang ini dimanfaatkan untuk mengatasi masalah kulit yang sering dialami oleh masyarakat Indonesia yakni jerawat, mengingat kandungan gizi yang dimilikinya.
      Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki iklim tropis sehingga masyarakatnya harus siap menerima konsekuensi rentan terhadap masalah jerawat. Hal ini terjadi karena pada iklim tropis tubuh lebih mudah berkeringat sehingga kelenjar keringat akan bekerja sangat aktif dan menghasilkan minyak berlebih sehingga memicu timbulnya jerawat yang berkepanjangan. Beberapa individu bahkan sering mengeluh jika masalah jerawat sangatlah sukar untuk diselesaikan.
            Di era modern ini kebanyakan orang, khususnya kaum wanita harus bergantung pada obat-obatan kimia dari dokter untuk mengatasi masalah jerawat ini. Hal ini tentunya memakan banyak biaya dan juga waktu, terlebih jika individu terkait adalah pekerja yang kesibukannya cukup padat. Selain tidak efektif dan juga efisien, obat-obatan dari dokter ini tentunya mengandung bahan-bahan kimia yang akan membawa dampak di masa mendatang. Tidak jarang pula kaum wanita mencoba-coba berbagai jenis masker dan juga kosmetik yang beredar luas di pasaran dengan iming-iming bisa menyembuhkan jerawat dalam beberapa kali pemakaian yang keamanannya masih patut untuk dipertanyakan. Harganya pun beraneka ragam, ada yang sangat mahal tetapi tidak jarang ditemui beberapa produk masker dan kosmetik yang harganya terhitung murah, namun mencurigakan. Jadi untuk mengatasi masalah  tersebut, masyarakat sudah bisa beralih pada alternative lain, yakni dengan menggunakan masker kulit pisang yang proses pembuatannya terhitung mudah dan cepat. Biaya pembuatannya pun relative murah jika dibandingkan dengan obat-obatan dokter. Selain itu penggunaan masker ini juga efektif untuk mengusir jerawat yang bersarang di wajah.


1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara pembuatan masker kulit pisang untuk mengatasi masalah jerawat?
2.      Apa keuntungan pemakaian masker kulit pisang dibanding dengan obat-obatan dari dokter maupun masker yang ramai diperjualbelikan di pasaran?
3.      Apa saja kandungan dalam kulit pisang yang aktif membantu menyembuhkan jerawat?
4.      Bagaimana kriteria kulit pisang yang bisa digunakan untuk masker?


1.3  Tujuan Penelitian
Penulisan karya ilmiah ini memiliki beberapa tujuan yang ditujukkan kepada pembaca dan juga masyarakat terkait. Beberapa tujuan tersebut di antaranya adalah :
1.      Mengetahui cara pembuatan masker kulit pisang untuk mengatasi masalah jerawat
2.      Mengetahui keuntungan yang didapat setelah menggunakan masker kulit pisang
3.      Mengetahui kandungan dalam kulit pisang yang aktif membantu penyembuhan jerawat
4.      Mengajak masyarakat beralih dari obat-obatan kimia ke bahan alami seperti limbah kulit pisang yang lebih murah, efisien dan efektif.


1.4  Manfaat Penelitian
1.      Memberikan informasi kepada masyarakat tentang cara mengolah limbah kulit pisang menjadi masker untuk mengatasi masalah jerawat
2.      Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai keuntungan-keuntungan yang akan didapat jika memakai masker kulit pisang ini terlebih jika dipakai secara rutin
3.      Memberikan informasi kepada masyarakat tentang zat-zat yang terkandung dalam kulit pisang yang bisa membantu mempercepat penyembuhan jerawat


1.5  Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, masalah yang dibahas hanya mengenai pemanfaatan kulit pisang yang sering kali dianggap sebagai limbah setelah buahnya dimakan. . Limbah kulit pisang sendiri, sebenarnya memiliki beragam manfaat yang tidak bisa dipandang sebelah mata baik dalam bidang kesehatan maupun teknologi. Namun pada karya tulis ini, pokok permasalahan yang kami bahas hanyalah seputar pemanfaatan limbah kulit pisang untuk mengatasi masalah kulit yang seringkali menjadi momok bagi masyarakat yang tinggal di negara tropis, yakni jerawat. Untuk membuktikan jika hipotesis yang kami nyatakan adalah benar adanya, maka  kami melakukan penelitian secara berkelanjutan dan membatasi pokok penelitian ini hanya sampai proses pembuatan masker dari kulit pisang yang tidak memiliki efek di masa mendatang serta mengumpulkan pendapat beberapa pihak mengenai masalah jerawat selama masa pubertas.

1.6  Definisi Istilah
1.Facial Foam = Sabun Pencuci Muka
2. Hipotesis = Dugaan Sementara

1.7  Hipotesis
Beberapa hipotesis yang dirumuskan mengenai pemanfaatan limbah kulit pisang ini, di antaranya adalah :
1.      H1 (Hipotesis Kerja) Kulit pisang akan sangat efektif jika dibuat menjadi masker untuk mengatasi masalah jerawat dan mengurangi minyak pada wajah,  mengingat kandungan yang dimilikinya, sehingga hipotesis ini akan berkorelasi positif jika benar dan negative jika salah.
2.      H1 (Hipotesis Kerja) Masker kulit pisang lebih menguntungkan dibanding masker lainnya yang beredar di pasaran, namun hal ini tentunya tergantung dari kondisi kulit masing-masing individu . Hipotesis ini akan berkorelasi positif jika benar dan negative jika salah.









BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kandungan Dalam Kulit Pisang
   Kandungan zat gizi dalam 100 gram kulit pisang adalah sebagai berikut :
Zat Gizi
Kadar (gr)
Karbohidrat
18,50
Lemak
2,11
Protein
0,32
Kalsium
0,075
Zat Besi
0,0016
Vitamin B
0,0012
Vitamin C
0,0175
Fosfor
0,0117
Air
68,90
            Beberapa zat lain yang terkandung dalam kulit pisang adalah zat serotonin, antioksidan yakni lutein, sejumlah minyak nabati, serat tak larut yakni lignin dan juga tannin serta zat anti jamur.

2.2     Pemanfaatan Kulit Pisang
            Pada dasarnya kulit pisang memiliki beragam manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Kulit pisang kaya akan zat serotonin yang berfungsi untuk menaikkan mood
2.      Untuk mengurangi rasa nyeri karena kulit pisang mengandung sejumlah minyak nabati.
3.      Sebagai sumber tenaga alternative  karena setelah diteliti lebih lanjut kulit pisang mengandung tenaga listrik sehingga bisa menjadi sumber energy di baterai.
4.      Mengatasi masalah jerawat karena kulit pisang mengandung zat anti jamur yang dapat mencegah bakteri berkembang biak sertasifat asam dan juga sepah yang berfungsi untuk mengurangi minyak berlebih di wajah.
5.      Mempercepat pemudaran bekas luka, karena pada dasarnya kulit pisang mengandung sejumlah vitamin C.

2.3 Mengenal Jerawat dan Jenis-Jenisnya
            Kebanyakan dari kita mengetahui bentuk fisik dari jerawat, namun banyak pula yang tidak mengetahui apa itu jerawat secara ilmiah. Istilah jerawat secara medis sendiri adalah Acne Vulgaris. Masalah kulit yang satu ini timbul karena adanya kelenjar minyak di folikel bulu halis/rambut. Masalah jerawat dialami hampir semua individu , terutama para remaja yang tengah mengalami masa pubertas. Bahkan Kligmann, seorang peneliti masalah jerawat ternama di dunia berpendapat,"Tak ada satu orang pun di dunia yang melewati masa hidupnya tanpa sebuah jerawat di kulitnya. Penyebab jerawat sendiri sangatlah beragam, mulai dari hormon, gen sampai kebersihan kulit yang kurang dijaga. Namun para ahli percaya jika penyebab utama jerawat adalah meningkatnya kadar hormone androgen dalam darah. Hormon ini adalah salah satu hormone yang akan meningkat drastic pada individu ketika dirinya beranjak remaja. Meningkatnya kadar hormone androgen ini akan merangsang produksi minyak di bawah kulit sehingga kelenjar membesar dan memproduksi minyak lebih banyak. Minyak (sebum) yang berlebihan akan memecah dinding sel dalam pori-pori wajah dan menyebabkan bakteri mudah tumbuh dan berkembang. 


            Beberapa studi terkait juga menunjukkan jika faktor genetik memiliki andil yang cukup besar yang menyebabkan orang rentan terhadap masalah jerawat. Penelitian lain juga menyebutkan jika beberapa jenis obat yang mengandung androgen dan lithium juga dapat merangsang penyumbatan pori-pori. Secara umum penyebab timbulnya jerawat antara lain adalah sebagai berikut:
1.Hormonal, perubahan hormonal pada manusia dapat menimbulkan jerawat seperti masa pubertas, kehamilan dan siklus menstruasi.
2.Genetik, kecenderungan memiliki jerawat dapat menurun dari anggota keluarga yang lain.
3.Psikologi, para ahli meyakini jika keadaan psikologi seseorang (Depresi/stress) bisa memicu jerawat.
4.Infeksi, bakteri propionibacteria acnes (P.acne) banyak ditemukan di kulit berjerawat. Bakteri ini jika masuk di pori-pori kulit akan menimbulkan jerawat
            Masalah jerawat sendiri kini sudah menjadi materi diskusi internasional, karena jerawat nyatanya tak hanya menyerang masyarakat yang tinggal di iklim tropis. Di Negara Asia Tenggara ada sampai 40 % kasus jerawat terjadi. Di Filipina ada 50 % kasus dan di Indonesia tak kurang dari 23,6 % pada tahun 2002 dan 2003. Jerawat umumnya paling mudah muncul ketika individu menginjak usia 15-19 tahun.
            Jenis-jenis jerawat sendiri ada beraneka macam, beberapa diantaranya adalah:
1.Komedo. Komedo yang terbuka (blackhead), terlihat seperti pori-pori yang membesar dan menghitam. Komedo yang tertutup (whitehead) memiliki kulit yang tumbuh di atas pori-pori yang tersumbat sehingga terlihat seperti tonjolan putih kecil. Jerawat jenis komedo ini disebabkan oleh sel-sel kulit mati dan sekresi kelenjar minyak yang berlebihan pada kulit.
2.Jerawat biasa, terjadi karena pori-pori yang tersumbat terinfeksi oleh bakteri jenis propionibacterium acne. Bakteri ini biasanya hidup di saluran kelenjar sebaceous yang tersumbat, yaitu di daerah tempat beradanya asam lemak pada kantung kelenjar sebaceous yang tersembunyi di dalam pori-pori kulit. Diberi nama propionibacterium karena mampu memproduksi asam propionik (propionic acid). Bakteri ini merupakan jenis anaerobik sehingga dapat hidup tanpa butuh oksigen, dan mempunyai ciri-ciri aerotolerant yang menimbulkan iritasi pada daerah sekitarnya. Bakteri yang menginfeksi bisa dari waslap, kuas make up, jari tangan, juga telepon. Stres, hormon dan udara yang lembap, dapat memperbesar kemungkinan terbentuknya jerawat.
3.Jerawat batu (Cystic acne). Cystic acne adalah jerawat yang besar-besar, dengan peradangan hebat, berkumpul diseluruh muka. Penderita cystic acne biasanya juga memiliki keluarga dekat yang menderita jerawat jenis ini.

2.6 Mengenal Masker Wajah
Masker wajah merupakan bagian dari perawatan wajah berkala yang dibuat dari berbagai macam bahan-bahan dengan kelebihannya masing-masing. Ragam masker wajah tergantung pada jenis dan masalah kulit. Contohnya seperti masker wajah untuk kulit kering yang bertujuan membantu menghidrasi dan mengembalikan kelembaban kulit, atau masker bervitamin untuk membantu mencerahkan kulit kusam. Masker tidak harus digunakan setiap hari, cukup 1-2 kali saja setiap minggu apalagi yang memiliki kandungan alami atau herbal.
Sebenarnya, semua masker wajah manfaat yang sama, yaitu untuk mengencangkan, mencerahkan dan menghaluskan kulit, dapat meningkatkan metabolisme sel kulit, dan memberikan rasa segar dan memberikan nutrisi pada kulit.Beberapa jenis masker yang beredar di pasaran antara lain sebagai berikut :
1. Masker Bubuk. Biasanya masker bubuk terbuat dari bahan-bahan yang dihaluskan dan diambil kadar airnya. Untuk membuatnya, campurkan 1 sdm masker bubuk dengan air mawar secukupnya, kemudian aduk sampai rata dan oleskan pada wajah dan leher.

2. Masker Krim. Biasanya dikemas dalam bentuk tube. Kelebihan masker ini adalah bisa dipadukan dengan beberapa jenis bahan masker. Jadi masker krim cocok untuk kulit kombinasi. Pada daerah kulit kering, gunakan masker krim untuk kulit kering, sedangkan pada daerah berminyak gunakan masker untuk kulit berminyak. Cara pemakaiannya, kenakan masker pada wajah dan leher, tunggu hingga kering ±15 menit, lalu bersihkan dengan  menggunakan handuk yang lembap dan hangat

3. Masker Gel. Fungsi masker gel sama dengan krim pengelupas. Di pasaran sudah tersedia masker gel yang mengandung asam alfa hidroksi (AHA) yang dibuat dari sari tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Karena sifat kandungannya yang asam, masker gel cocok digunakan untuk kulit yang berjerawat.

4. Masker Kertas/Kain. Masker kertas biasanya berbentuk lembaran menyerupai wajah dengan beberapa lubang di bagian mata, hidung dan mulut. Sedangkan masker kain berupa gulungan kecil yang harus diuraikan. Biasanya masker kertas ataupun kain sebelum digunakan harus dicelup/dibasahi terlebih dahulu dengan cairan tertentu sesuai dengan kebutuhan kulit. Cairannya bisa berupa pelembap berbentuk cairan, minyak esensial, jus sayuran atau buah-buahan, air murni (H2O)  yang dapat menyegarkan kulit lelah, air dingin yang dapat mengecilkan pori-pori, susu murni yang  dapat mengangkat kotoran, menghaluskan kulit dan mencerahkan warna kulit, serta serum khusus untuk wajah.







BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
            Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini, kami menggunakan jenis penelitian eksperimen sebagai metode kami dalam melakukan penelitian. Alasan kami menggunakan jenis penelitian ini karena kami melakukan percobaan pada kulit pisang, dan mencari racikan yang pas agar dapat dijadikan masker untuk wajah yang mampu menghilangkan jerawat.
            Selain itu kami juga melakukan pengamatan terhadap efek yang ditimbulkan dari masker buatan kami dengan cara melakukan uji coba terhadap salah satu rekan tim kami yang bernama, Aulya Bella Marinda. Kami juga memeriksakan kandungan dari masker buatan kami melalui uji lab.             

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian       
                 Kami melakukan penelitian pada lokasi dan waktu yang berbeda, rinciannya sebagai berikut:
NO
HARI/TANGGAL
KEGIATAN
LOKASI
1.
Senin, 12 Oktober 2015
Mencari ide atau bahan untuk perlombaan.

2.
Jum’at, 30 Oktober 2015
Membuat komposisi yang pas untuk masker kulit pisang.

3.
Minggu, 1 September 2015
Uji coba penggunaan pada salah satu rekan kami.

4.
Sabtu, 31 Oktober 2015
Memberikan angket kepada para responden.

5.
Selasa, 3 September 2015
Penyusunan KTI.



3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
            Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan seluruh siswa SMAN 3 Samarinda sebagai populasi objek penelitian. Kemudian dari populasi objek penelitian yang telah kami tentukan, kami mengambil sebanyak 50 orang sebagai sampel objek penelitian.
            Semua sampel terpilih secara acak. Sampel objek penelitian ini kami ambil dari 25 siswa laki-laki dan 25 siswa perempuan yang berada di SMAN 3 Samarinda. Hal ini dilakukan agar kami dapat melakukan perspective gender sebagai bahan tulisan kami.
3.4 Metode Pengumpulan Data
            Untuk menunjang keakuratan penelitian yang kami lakukan, kami menggunakan beberapa metode pengumpulan data, diantaranya yaitu :
1) Studi Literatur
            Kegiatan yang kami lakukan dengan metode studi literatur adalah dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya, mengenai kulit pisang, jerawat, dan juga masker melalui media internet. Berikut adalah daftar situs yang menjadi acuan studi literatur kami :
2) Penggunaan Peralatan Mekanis
            Agar mendapatkan informasi yang tepat mengenai pendapat para sampel objek penelitian mengenai jerawat yang mereka alami, kami memilih angket sebagai penunjang pengumpulan data yang kami teliti.
            Dalam angket yang kami berikan kepada 50 responden, terdapat 16 pernyataan yang harus mereka jawab. Pilihan yang disajikan berupa “Tidak Pernah (TP)”, “Kadang-Kadang (KDG)”, “Sering (SRG)”, dan “Selalu (SLL)”.
3) Observasi
            Observasi yang kami lakukan dititik beratkan pada kandungan dan uji coba penggunaan masker kulit pisang buatan kami. Kandungan masker kulit pisang didapatkan dari uji lab. Untuk uji coba penggunaan kami memilih Aulya Bella Marinda, salah satu rekan tim kami. Uji coba tersebut kami lakukan dengan catatan berkala yang dilakukan selama 5 hari (Sabtu-Rabu, 28 November-2 Desember 2015)

3.5 Tekhnik Analisis Data
            Tekhnik analisis data yang kami gunakan ada dua cara yaitu :
1) Analisis Non Statistik
            Analisis non statistik yang kami gunakan berupa data kualitatif yang mendeskripsikan kondisi wajah para responden kami dan hasil selama melakukan uji coba penggunan masker.
2) Analisis Statistik
            Analisis statistik pada Karya Tulis Ilmiah ini meggunkan statistik desriptif sebagai acuan. Penyajian data yang kami sampaikan ada yang dalam bentuk tabel, diagram lingkaran, dan perhitungan dengan presentase.

3.6 Desain Penelitian
            Desain penelitian yang kami gunakan adalah desain eksperimen. Dimana pada penelitian kami terdapat sejumlah percobaan baik sebelum pembuatan masker maupun sesudahnya. Ditambah pula, kami menentukan atau memprediksi apa yang mungkin terjadi. Dalam pengerjaannya kami menggunakan prioritas waktu saat melakukan percobaan.










BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1     Hasil
Kami melakukan angket kepada 50 responden yang terdiri dari 25 siswa laki-laki dan 25 siswa perempuan SMAN 3 Samarinda. Didapatkan data-data siswa yang bervariasi.

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil angket di atas, terlihat jelas bahwa kesehatan wajah menjadi salah satu perhatian utama remaja terutama perempuan. Masalah jerawat yang sering dihadapi para remaja dimasa pubertasnya, diakui para responden kami, terkadang menjadi hal yang mengkhawatirkan dan menghilangkan kepercayaan diri. Dilihat dari hasil angket yang kami lakukan 40% remaja laki-laki terkadang merasa khawatir dengan timbulnya jerawat dan sebanyak 60% beranggapan dibeberapa hal tertentu, jerawat mampu menurunkan kepercayaan diri mereka. Data dari responden remaja perempuan kami, juga memperkuat hal tersebut, terbukti 36% remaja perempuan kami beranggapan hal yang sama pada kedua pernyataan ini.
            Masalah yang ditimbulkan jerawat juga tidak hanya menyerang pada masalah kepercayaan diri, namun masalah yang ditimbulkan setelah jerawat mengalami proses penyembuhan. Responden remaja laki-laki maupun perempuan kami sepakat, jerawat yang mereka alami tidak serta merta sembuh, namun kadang menimbulkan bekas menghitam di wajah mereka, yang dalam kurun waktu yang lama tak kunjung menghilang.
            Jika melihat hasil angket yang kami lakukan keresahan akan tidak hilangnya jerawat yang dialami lebih banyak terjadi pada remaja perempuan dibandingkan remaja laki-laki. Sebanyak 36% remaja perempuan setuju bahwa mereka selalu merasa resah dengan tidak hilangnya jerawat pada wajah mereka. Berbeda dengan responden dari remaja perempuan, kebanyakan remaja laki-laki kadang-kadang saja merasa resah ketika jeerawat tak kunjung menghilang.
            Usia responden remaja kami saat mulai mengalami jerawat juga berbeda. Responden remaja laki-laki kami umumnya tidak pernah mengalami jerawat ketika masih bersekolah di bangku SMP. Namun, 44% responden wanita kami, sudah mulai mengalami jerawat ketika menginjak bangku SMP. Artinya, jerawat menyerang remaja laki-laki dan perempuan dalam usia yang berbeda. Remaja perempuan sudah mulai mengalami jerawat, ketika berusia 13 tahun, tetapi remaja laki-laki lebih cenderung baru mengalaminya ketika memasuki usia 16 tahun.
            Persoalan jerawat bukan hanya dipengaruhi oleh hormon remaja yang sedang berkembang, namun sedikit banyak dipengaruhi oleh polusi dan juga jenis makanan-makanan tertentu. Jumlah remaja perempuan yang mengakui polusi dan jenis makanan tertentu menjadi faktor yang sering menimbulkan jerawat sebanyak 32%, sedangkan 48% diantaranya, mengakui faktor tersebut kadang-kadang terjadi pada diri mereka. Kemudian disusul dengan data yang menunjukkan sebanyak 12% remaja perempuan mengaku tidak pernah menjadikan faktor polusi dan makanan sebagai penyebab jerawat. Sisanya, responden perempuan kami selalu mengalami jerawat ketika terkena polusi dan makan makanan tertentu.
            Mengenai faktor polusi dan jenis makanan tertentu sebagai penyebab jerawat, untuk jumlah responden remaja laki-laki kami sebanyak 12% mengatakan tidak pernah, 44% mengatakan kadang-kadang, 28% mengatakan sering dan 4% mengatakan selalu. Dari data yang kami dapatkan, membuktikan bahwa faktor polusi dan makanan menjadi salah satu faktor yang cukup dominan dalam permasalahan jerawat.
            Dalam mengatasi persoalan jerawat di wajah, solusi yang paling sering digunakan oleh masyarakat umum adalah dengan penggunaan  facial foam (sabun wajah). Diakui 11 orang dari 25 responden remaja perempuan kami mengatakan, selalu menggunakan facial foam untuk mengatasi permasalahan jerawatnya, sedangkan responden remaja laki-laki kami, hanya sebanyak 6 orang yang menjadikan penggunaan facial foam, sebagai solusi yang diandalkan dalam mengatasi jerawat. Responden remaja laki-laki maupun perempuan kami juga tidak tertarik menggunakan masker instan yang dijual di swalayan untuk mengatasi jerawat.
            Meskipun jerawat menjadi permasalahan yang sering dialami remaja, semua responden kami lebih memilih untuk tidak mengeluarkan uang dalam jumlah yang banyak untuk mengatasi persoalan jerawat ini. Dalam mengatasi persoalan jerawat, kebanyakan responden kami mencari informasi dari internet, saran teman, dan anjuran dokter. Tetapi fakta yang kami dapatkan di lapangan, masih sedikit responden kami yang mau pergi ke dokter untuk menghilangkan jerawatnya.
            Penggunaan produk-produk instan di pasaran dapat membawa dampak negatif bagi responden kami karena kulit wajah para responden kami sensitif terhadap beberapa produk instan tersebut.
            Sayangnya, 72% responden remaja laki-laki dan 48% responden remaja perempuan kami tidak pernah mencoba membuat atau memakai suatu masker dari bahan alami untuk menghilangkan jerawat mereka. Selain itu 80% responden remaja laki-laki dan 52% responden remaja perempuan mengaku tidak pernah membuat sendiri suatu produk seperti masker untuk mengatasi masalah jerawat.


4.2.1Cara Pembuatan Masker Kulit Pisang


Alat :                                             Bahan :
1.       Blender                                   1. 3 Buah Pisang Kepok 
2.       Piring Kecil                            2. 100 ml Ssusu Cair Full Cream
3.      Sendok                                     3. 1 sdm Madu Murni
4.      Gelas Ukur
Cara Pembuatannya adalah sebagai berikut :
  1. Siapkan 3 buah pisang kapok, 100 ml susu cair full cream dan 1 sdm madu murni
  2. Kupas buah pisang dan ambil bagian kulitnya saja.
  3. Potong kulit pisang menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan jangan buang bagian kulitnya yang berwarna kehitaman (Gunakan kulit pisang yang tidak terlalu matang ataupun mentah dan jangan gunakan kulit pisang yang berwarna hijau)
  4. Masukkan kulit pisang dan susu cair full cream ke dalam blender, lalu tunggu sampai agak hancur. Usahakan agar tekstur yang dihasilkan masih agak kasar (tidak terlalu halus)
  5. Tuang kulit pisang dan susu full cream yang sudah di blender ke piring kecil yang sudah disediakan
  6. Tambahkan 1 sdm madu murni dan aduk hingga merata
  7. Aplikasikan masker kulit pisang yang sudah jadi ke wajah secara merata.

*Gunakan kulit pisang yang berwarna kehitaman juga karena kandungan asam serta sepah dari kulit pisang tersebut sangat efektif untuk membersihkan wajah dan mengurangi kandungan minyak berlebih di wajah.


Dilihat dari bahan alat serta cara pembuatannya dapat diketahui jika pembuatan masker pisang ini sangatlah mudah dan tidak memerlukan biaya yang mahal. Bahan-bahan untuk membuatnya pun sangat mudah ditemukan dan dapat dibeli dengan harga yang terjangkau. Jadi, kesimpulannya masker kulit pisang ini memiliki kelebihan dibandingkan masker instan yang ramai beredar di pasaran karena harganya yang lebih murah dan terjangkau bagi anak sekolah dan yang paling penting adalah masker kulit pisang ini dijamin aman dan tidak akan menimbulkan efek samping.  

4.2.2 Uji Coba Pemakaian Masker Kulit Pisang


Dari pengamatan yang dilakukan jelas sekali jika penyembuhan jerawat menggunakan masker kulit pisang ini tak terjadi secara serta merta, diperlukan proses beberapa hari sampai jerawat benar-benar hilang.  Dan dari sini dapat dibuktikan jika masker kulit pisang sangat efektif untuk menghilangkan jerawat mengingat kandungan gizinya. Zat-zat dalam kulit pisang yang sangat berperan dalam penyembuhan jerawat ini  di antaranya adalah antioksidan yang berupa lutein yang berfungsi untuk mengurangi pembengkakan dan juga peradangan, zat anti jamur yang berfungsi untuk menghambat masuknya bakteri penyebab jerawat, antiseptic yang berfungsi untuk membunuh  kuman dan juga bakteri penyebab jerawat.





















BAB V
PENUTUP



5.1     Kesimpulan


            Berdasarkan data yang sudah kami himpun dan pengamatan yang sudah kami lakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan, di antaranya :
1.  Masalah jerawat adalah salah satu masalah yang menjadi momok bagi setiap      individu, khususnya para remaja yang mulai memasuki usia pubertas. Namun pada dasarnya remaja perempuan lebih perduli terhadap masalah kulit yang satu ini dibandingkan dengan remaja laki-laki.
2. Berdasarkan kuisioner yang telah kami berikan kepada beberapa orang, dapat diketahui jika faktor penyebab jerawat yang paling dominan adalah polusi dan juga jenis makanan dengan presentase 40% pada remaja perempuan dan 76% pada remaja laki-laki.
3. Para remaja yang telah mengisi kuisioner yang kami bagikan umumnya lebih memilih untuk mengatasi masalah jerawat yang dialami menggunakan facial foam dibandingkan dengan menggunakan masker instan ataupun pergi ke dokter kulit
4. Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan kepada salah satu remaja perempuan dapat diketahui jika masker kulit pisang terhitung sangat efektif untuk menyembuhkan jerawat karena dalam tahap penyembuhannya hanya memerlukan waktu 5 hari sampai jerawat benar-benar hilang dan ini membenarkan hipotesis yang telah kami susun sebelumnya.
5. Masker kulit pisang ini terbukti lebih menguntungkan dibandingkan masker yang beredar di pasaran karena proses pembuatannya yang mudah dan juga biaya yang dikeluarkan relative kecil.

5.2 Saran
 1. Pemanfaatan kulit pisang sebagai masker untuk mengatasi jerawat perlu disosialisasikan lebih luas lagi kepada masyarakat
2. Setia individu harus lebih selektif lagi dalam memilih makanan dan juga menjaga kebersihan kuit wajah, karena masker kulit pisang ini tidak akan efektif jika tidak didukung oleh hal-hal itu.
3. Jangan pernah malas untuk mencoba masker dari bahan alami seperti kulit pisang ini, karena ternyata kandungan gizinya tak bisa disepelekan dan tentunya tak kalah dari masker yang beredar di pasaran.






















DAFTAR PUSTAKA

3. http://ridwanaz.com/kesehatan/mengenal-apa-itu-jerawat-pengertian-penyebab-jenis-jenisnya/




Tidak ada komentar:

Posting Komentar